INTERNASIONAL 

China Akan Ambil Langkah Konkret untuk Gencatan Perang Dagang dengan AS

Beritaterkini99- Para pejabat China mengatakan mereka “percaya diri dalam menerapkan” komitmen perdagangan yang dibuat dengan Amerika Serikat “sesegera mungkin” –menandai afirmasi resiprokal dari Beijing atas upaya gencatan perang dagang dengan AS.

Namun, Tiongkok tak memberikan rincian mendetail tentang komitmen mereka, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (5/12/2018).

Perang dagang yang sedang berlangsung telah melihat kedua negara memberlakukan bea terhadap milyaran dolar barang satu sama lain.

Akhir pekan lalu, gencatan sementara disepakati antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 di Buenos Aires, Argentina.

Namun kekhawatiran berlama-lama atas ketidaksesuaian informasi yang datang dari kedua sisi.

AS dan China menghentikan permusuhan setelah beberapa bulan balas-membalas memberlakukan tarif, di mana kedua negara setuju untuk menghentikan penetapan bea baru dan peningkatan bea lama selama 90 hari –terhitung sejak 1 Desember 2018.

Gencatan itu mencegah eskalasi dalam perang dagang. Tarif yang sudah dikenakan pada barang-barang China telah meningkat pada awal tahun dan tarif tambahan juga telah terancam.

Sejak perundingan itu, Trump telah berbangga, tetapi, hal itu menimbulkan kegamangan di antara kabinetnya sendiri dan pemerintahan China –dengan Beijing tidak berkomentar sama sekali ketika gencatan itu pertama kali diumumkan akhir pekan lalu.

Kebingungan telah membuat banyak orang bertanya-tanya apakah pembicaraan akan berhasil mengakhiri perang dagang, yang telah melukai industri dan banyak yang dikhawatirkan akan menggagalkan ekonomi dunia.

Komitmen Terbaru China

Setelah pembicaraan AS-China di KTT G20, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada wartawan bahwa “perjanjian utama telah secara efektif mencegah perluasan lebih lanjut dari gesekan ekonomi antara kedua negara”.

Dalam sebuah pernyataan tertulis dari kementerian perdagangan pada hari Rabu, para pejabat China menyebut pembicaraan antara kedua pemimpin itu sebagai “sukses besar”.

“China dan AS akan terus maju dengan perundingan selama 90 hari dan China akan menerapkan isu-isu spesifik yang disepakati dengan AS ‘sesegera mungkin’,” kata pernyataan itu.

2 dari 2 halaman

AS Minta China Lakukan Perubahan Struktural

Dalam pertemuannya dengan Presiden Xi di KTT G20, Presiden Trump mengharapkan China untuk melakukan “perubahan struktural” mengenai perlindungan kekayaan intelektual, penghentian pemaksaan transfer teknologi, dan masalah perdagangan lainnya.

Pada kesempatan itu pula, semua pihak menyetujui Trump yang akan menunda peningkatan bea impor barang China, serta mengurangi pajak tarif barang China yang masuk ke AS dari 25 persen menjadi 10 persen, sebagai imbalan atas negosiasi atas perselisihan ekonomi yang lebih luas.

Upaya pengurangan bea pada produk otomotif adalah bagian dari komitmen gencatan perang dagang AS-China, yang disetujui oleh Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping saat makan malam di sela KTT G20 di Buenos Aires Sabtu 1 Desember 2018, demi membuka jalan agar dialog negosiasi dapat berlangsung.

Mengomentari kapan gencatan itu akan berlaku, Menteri Keuangan AS Mike Pompeo mengatakan, “Saya pikir ada pemahaman khusus bahwa kita sekarang akan mengubah perjanjian yang kedua presiden miliki menjadi kesepakatan nyata dalam 90 hari ke depan,” kata Menkeu AS Steve Mnuchin yang melalui komentarnya menjelaskan bahwa komitmen gencatan itu belum efektif berlaku.

“Saya percaya atas kata-kata Presiden Xi, yang menyatakan komitmennya kepada Presiden Trump. Tetapi mereka juga harus menepati hal ini,” tambah Mnuchin, tanpa menjelaskan detail tentang komitmen balasan Beijing.

Sementara itu, penasihat kepresidenan AS bidang ekonomi Larry Kudlow menggemakan mengenai kegamangan soal gencatan perang dagang yang dibuat Trump dan Xi.

“Saya hanya akan menyebut pernyataan itu sebagai komitmen pada titik ini. Komitmen tidak selalu merupakan kesepakatan perdagangan, tetapi itu adalah hal-hal yang akan mereka pertimbangkan dan mungkin akan diimplementasikan,” kata Kudlow di Gedung Putih, 3 Desember 2018.

Related posts